corat-coret...
Ini adalah blog Poltak Hotradero
Thursday, August 30, 2012
Tentang Defisit Pemerintah, Utang, Uang dan Bank Sentral
Tentang defisit anggaran - dalam penjelasan sederhananya akan saya twitkan sebagai berikut ini.
Kita senang kalau naik gaji kan? Nah, untuk bisa naik gaji - maka perusahaan yg menggaji kita pendapatannya harus naik.
Dengan gaji yang naik pula, kita akan belanja lebih banyak. Berarti akan ada barang dagangan yg laku & perusahaan tumbuh.
Ini berarti naik gaji itu bagus bagi ekonomi. Sepakat? Tentu saja. Nah, apa yang terjadi kalau sebaliknya: gaji tetap?
Kalau gaji kita tetap, maka belanja kita juga akan tetap. Malah mungkin berkurang, karena lebih memilih untuk menabung.
Padahal, untuk setiap barang yang nggak jadi dibeli - berarti ada unit produksi yg hasilnya tidak optimum. Ini masalah.
Mengapa? Karena dengan tidak optimumnya unit produksi, maka kebutuhan tenaga kerjanya juga akan menurun. Akan ada PHK.
Padahal normalnya jumlah penduduk bertumbuh. Maka berhentinya tercipta lapangan kerja akan menimbulkan pengangguran baru.
Apa pengangguran belanjanya seperti orang yang bekerja? Tentu tidak. Maka efeknya: makin banyak barang yg nggak laku.
Ini berarti, makin banyak lagi pengangguran & PHK. Ekonomi akan mungkret. Semuanya hanya gara2 nggak naik gaji.
Jadi, naik gaji itu bagus bagi kemaslahatan ekonomi nasional... Silahkan disampaikan kepada boss masing-masing... :)
Masalahnya: jumlah uang itu tetap. Bagaimana gaji bisa naik - kalau jumlah uang yang akan dibagi-bagikan jumlahnya tetap?
Untuk itu, maka volume uang harus bertambah, supaya ada cukup uang bagi setiap pihak untuk mengalami kenaikan penghasilan.
Masalahnya: siapa yang bisa mencetak uang? Saya bisa sih, tapi kalau ketahuan akan masuk penjara. Jadi tentu bukan saya.
Satu2nya yang bisa mencetak uang secara legal hanya pemerintah. Biasanya dilakukan bankir-nya pemerintah: bank sentral.
Maka yang bisa bikin volume uang bertambah hanyalah pemerintah lewat belanja pemerintah. Uangnya beredar di masyarakat.
Karena volume uang yang bertambah itu pula, maka kita semua bisa naik gaji & ekonomi bertumbuh lancar & barang2 laku.
Belanja pemerintah yg lebih besar ("duit yg dicetak lebih banyak") akan dibandingkan dengan besaran penerimaan pemerintah.
Bila belanja pemerintah lebih besar daripada penerimaan pada tahun berjalan - maka itu berarti terjadi defisit belanja.
Kalau pemerintah belanja Rp. 1020 sementara pendapatan Rp. 1000 - maka yg Rp. 20 itu disebut defisit belanja pemerintah.
Dalam jumlah yg rasional - defisit tadi akan menggerakkan ekonomi - karena duit yg beredar akan bertambah (aka naik gaji)
Jadi, berbeda dengan kita semua: tekor/defisit-nya pemerintah (asal jumlahnya tepat) justru akan merangsang ekonomi.
Kalau kita tekor (belanja > pendapatan) ya pasti jatuh miskin & mungkin masuk penjara. Tapi pemerintah tidak demikian.
Kalau besar defisit belanja pemerintah bisa merangsang tumbuhnya ekonomi - apakah makin besar defisit akan makin bagus?
Tentu tidak! Tekornya belanja pemerintah ada batasnya. Kalau kegedean, maka duit beredar pun membengkak, efeknya jelek.
Kalau pertumbuhan jumlah uang melampaui pertumbuhan jumlah barang - maka dibutuhkan uang lebih banyak untuk beli barang.
Akibatnya: harga2 naik...! Itu yang disebut inflasi. Kalau volume duit naiknya nggak kira2 - maka jadi hyperinflasi.
Ingat Dollar Zimbabwe? Yang perlu satu karung hanya buat beli tomat? Nah itu efek volume duit yg dicetak naik nggak kira2.
Tentu pemerintah punya dorongan sangat kuat untuk mencetak duit. Untungnya gede! Duit Rp. 100 ribu bahan bakunya cuma kertas + tinta doang. Nggak ada bisnis yang marjin keuntungannya lebih menggiurkan dari mencetak duit.
Tetapi jelas harus ada yg ngerem nafsu pemerintah mencetak duit. Siapa itu? Dulu sih parlemen. Sekarang Bank Sentral.
Untuk menyerap kelebihan duit beredar, maka harus ada insentif. Apa bentuknya? Suku bunga. Mending belanja atau nabung?
Dengan suku bunga tinggi - maka duit yg asalnya berkeliaran & bisa memicu inflasi/harga naik - akan ngumpul di bank sentral.
Pertumbuhan volume uang yang sepadan dengan pertumbuhan barang - membuat inflasi terkendali. Itu tugas bank sentral.
Apakah duit yg diterbitkan pemerintah berbentuk cash? Ternyata tidak. Pemerintah menerbitkan surat utang yg ada bunganya.
Surat utang ini yang jadi pegangan bank sentral menerbitkan uang yang kita gunakan sehari2. Duit yang umum beredar.
Tingkat bunga pemerintah akan berjalan seiring dengan tingkat bunga bank sentral dalam mengatur volume uang di masyarakat.
Efeknya? Kalau pemerintah defisitnya terlalu tinggi - akan membuat suku bunga naik! Itu cara bank sentral menyuruh pemerintah diet.
Jadi, bank sentral punya kemampuan membuat pemerintah tidak jor-joran mencetak defisit (baca: uang) yaitu lewat suku bunga.
Dan itu sebabnya: mengapa tidak ada negara yang nggak berutang. Karena justru utang itulah alat mengatur volume uang.
Itu alasan mengapa saya gatel dengar ada yg sembarangan ngomong soal penghapusan utang - ngendaliin volume uangnya mau pake apa?
Yang saya twitkan tadi - semata simplifikasi. Penyederhanaan prinsip2 dasar tentang defisit, uang, bank sentral & pemerintah.
Semoga cukup membantu membuka perspektif. Saya belum berani membahas yg lebih detail & dalam lagi - karena lebih rumit.
Bank sentral misalnya - selain ngurus duit pemerintah, juga ngurus perbankan nasional & volume kredit. Ini rumit banget.
Belum lagi kegiatan ekonomi eksternal: ekspor & impor, baik barang maupun jasa. Juga arus investasi keluar & masuk.
Bank Sentral juga harus ngurusin bank penerima duit masyarakat. Jangan kreditnya macet atau sampai dibawa kabur pemilik.
Belum lagi kalau masyarakat panik & menarik duitnya dari bank. Krisis kepercayaan. Iming2 bunga segede apapun bisa nggak mempan.
Utang pemerintah yg jadi ukuran volume uang juga harus diatur periode jatuh tempo & bunganya. Belum lagi utang luar negeri.
Arus modal juga perlu diatur, karena efeknya bisa seperti bunga - mendorong naik atau turunnya uang beredar. Ini bikin puyeng.
Kalau Dollar rame2 masuk Indonesia, Rupiah yang menguat bisa membuat inflasi turun. Tapi kalau rame2 keluar? Sebaliknya.
Padahal mata uang USD, JPY, EUR, GBP, dll. punya tingkat bunga berbeda-beda & bergerak terus. Puyengnya bergerak kuadrat...
Ya. Kalau Amerika: Federal Reserve. Uni Eropa: European Central Bank, dll. RT @sukebett: bank sentral yg dimaksud, bank indonesia?
Tergantung keadaan & target bank sentral. RT @bossnaldy: tiap bank umum harus punya cadangan dana berapa di bank sentral skrg?
Di negara seperti Jerman, Gubernur Bank Sentral posisinya bisa lebih kuat dari Kanselir. Mereka bebas kepentingan politik.
Pernah terjadi, Kanselir Jerman Barat memohon2 agar tingkat suku bunga diturunkan agar ekonomi tumbuh lebih cepat. Berhasilkah?
Gagal Total. Tingkat suku bunga malah dinaikkan Gubernur Bundesbank, karena Bank Sentral melihat ada ancaman inflasi.
Gubernur Bank Sentral harus bersifat antisipatif. Kalau telat bereaksi, maka suku bunga naiknya harus lebih tinggi.
Ibarat harusnya cuma naik 50 basis poin, kalau terlambat bereaksi akan terpaksa harus naikkan sampai 100 basis poin.
Dan kalau sudah naik 100 basis poin, ekonomi yang harus melambatnya cuma 1% bisa melambat lebih dalam, semisal 2%.
Padahal kalau ekonomi terlalu melambat, kredit perbankan bisa macet karena masyarakat kehilangan daya beli. Nah, repot kan?
Dan Bank Sentral bisa erat hubungannya dengan kekuasaan. Kalau dipimpin oleh kroni penguasa, maka ekonomi bisa cepat hancur...
Dulu, jaman Suharto - posisi gubernur bank sentral dibuat setara menteri. Bisa disuruh2 naik/turunkan suku bunga seenaknya.
Itu sebabnya ekonomi Indonesia era Orde Baru bertumbuh cepat, tapi inflasinya juga tinggi. Lalu saat melambat jadi kolaps.
World Bank itu dulunya IBRD. Tujuannya memberikan pinjaman yg terlalu mahal bila secara dilakukan secara komersial.
Tentang World Bank pernah saya twitkan. Bisa dibaca di URL ini: http://satemonyet.blogspot.de/search/label/worldbank
Kelanjutannya? Kanselir-nya kalah di Pemilu & diganti. Gubernur Bundesbank-nya tetap menjabat. Ia diangkat parlemen. @febmhz
Trims. RT @ayahamel: Your Tweet has been quoted. Please notify us if there are any problems. http://chirpstory.com/li/19516 .
Yang repot tentunya setelah Uni Eropa menyatukan mata uang & membentuk Euro. Gubernur ECBnya independen tapi pemerintahnya bebas ngutang.
Segitu dulu tweeps, tentang defisit & utang pemerintah, uang, inflasi & bank sentral.
Ekonomi riilnya sih sudah bertumbuh, tapi Kanselirnya minta agar tumbuh lebih cepat lagi, padahal inflasi mulai naik. @febmhz
Di Amerika Serikat; Presiden George Bush juga kalah pemilu melawan Bill Clinton, karena bank sentral sedang naikkan suku bunga.
Friday, August 24, 2012
Bir dan Peradaban Manusia
Friday, August 10, 2012
Perbedaan, Kebebasan, dan Kesetaraan Ekonomi
Tweeps, saya akan sedikit tuliskan tentang kebebasan & kesetaraan ekonomi. Tentang mengapa kesetaraan ekonomi adalah ilusi.
1. Secara ekonomi, orang bebas tidak akan setara, sementara orang yang setara (secara ekonomi), mustahil bisa bebas.
2. Kesetaraan di mata hukum adalah sangat penting, tetapi kesetaraan ekonomi adalah imajinasi yang tidak penting.
3. Orang yang bebas adalah selalu mereka yang berbeda satu sama lain. Perbedaan adalah awal dan tujuan kebebasan.
4. Bakat & kemampuan manusia tidak akan pernah sama. Dari lahir kita berbeda & akan mengalami hidup secara berbeda.
5. Kita semua tidak pernah sama giatnya & tidak pernah mengambil keputusan sama cerdasnya. Kita akan selalu berbeda.
6. Bahkan orang yang sama bisa bekerja, berpikir & ambil keputusan berbeda pada hari berbeda. Kesamaan adalah ilusi.
7. Maka tidak heran bila orang yang memang berbeda, akan berbeda pula secara ekonomi. Dalam pendapatan maupun pengeluaran.
8. Bahkan kalaupun seluruh kekayaan di bumi secara mukjizat bisa dibagi rata ke seluruh penduduk bumi dalam semalam...
9. Besok paginya, segera tercipta perbedaan kekayaan. Mengapa? Karena akan ada yang belanja & akan ada yang menabung.
10. Bahkan mereka yang sama-sama belanja pun, kekayaannya akan bisa berbeda. Orang berbeda akan
belanja secara berbeda.
11. Maka dalam ekonomi: kesetaraan adalah ilusi, perbedaan adalah hakiki. Karena berbeda lah kita saling membutuhkan.
Tamat.
re: perbedaan, kebebasan, dan kesetaraan ekonomi
Monday, August 1, 2011
Mengapa portofolio investasi anda memerlukan Emas?
“The desire of gold is not for gold. It is for the means of freedom and benefit.”
Ucapan Ralph Waldo Emerson di atas merujuk pada kesejatian emas – bukan pada gemerlap dan persepsi yang ditimbulkan, bukan pula pada naiknya gengsi yang dikesankan - melainkan pada kemampuannya memberi perlindungan dari keterbatasan finansial. Termasuk di antaranya dari apa yang tidak bisa diberikan oleh uang.
Dalam gejolak moneter global akhir-akhir ini, maka di antara semua instrumen investasi, emas memiliki posisi unik dan patut dipertimbangkan sebagai bagian dari portofolio investasi anda. Berbeda dari masa lalu, di mana investasi pada emas dianggap kolot, monolit, atau hanya berstatus alternatif – maka di saat ini komponen emas dalam portofolio menjadi vital terkait potensi masalah yang mungkin terjadi pada berbagai mata uang dunia.
BANJIR UANG
Krisis subprime lalu yang bermuara pada program stimulus besar-besaran oleh berbagai pemerintahan besar di dunia, mulai dari Amerika, Eropa, Inggris dan Jepang – telah membanjiri pasar uang dunia dengan volume yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Patuh pada hukum ekonomi di mana harga adalah fungsi inverse dari pasokan uang – maka banyaknya uang yang dipompakan ke dalam ekonomi dapat mendorong turunnya nilai masing-masing mata uang. Dan bila merujuk pada estimasi studi McKinsey Global Institute tahun lalu – maka pada tahun 2010 ini saja akan dipompakan pasokan uang baru setara dengan USD 5,5 Trilyun lewat pelebaran defisit anggaran berbagai pemerintah negara-negara di dunia.
Angka tersebut adalah volume raksasa, karena ukurannya hampir 9% output ekonomi dunia. Bagaimana uang sebanyak itu bisa diserap? Siapa yang memiliki daya beli sebesar itu? Sulit terjawab, mengingat ekonomi dunia bertumbuh kurang dari setengah angka tersebut. Dan tanpa penyerapan secara cukup – maka setiap negara dengan defisit besar (termasuk Amerika, Eropa, dan Inggris) secara relatif akan mengalami penurunan nilai mata uang.
Dan bila mata uang tadi berpotensi menurun nilainya – maka pasti harus ada yang menguat mengingat prinsip dasar yang berlaku di pasar uang berlaku pula di permukaan air. Bila satu sisi ditekan, maka akan ada sisi lain yang meluap.
Maka di sinilah peran emas dalam portofolio anda. Baik mata uang US Dollar, Euro, Yen, maupun Poundsterling telah dipompakan secara besar-besaran. Bila permintaan atas mata uang tersebut tidak meningkat – maka semua mata uang keras tersebut secara relatif akan cenderung melemah. Dan ini berarti harus ada mata uang yang menguat. Apakah itu? Emas.
Mengapa? Karena emas sejatinya adalah mata uang global, yang memiliki kedaulatan bersifat lintas wilayah. US Dollar selalu menjadi kedaulatan Federal Reserve Amerika, demikian pula Euro menjadi domain Bank Sentral Eropa, dan Yen menjadi kekuasaan Bank of Japan.
Bagaimana dengan emas? Tidak ada satu negara pun memiliki kedaulatan penuh atas logam tersebut. Tidak ada yang mampu mencetaknya melebihi kemampuan menggalinya dari perut bumi - sehingga tidak keliru bila kita memandang emas sebagai mata uang global sejati. Secara fisik emas adalah komoditas – tetapi secara hakekat adalah uang.
DARI LANTAKAN HINGGA FRANC SWISS
Lalu bagaimana kita dapat melakukan perlindungan atas portfolio investasi kita dengan menggunakan emas? Terdapat beberapa pilihan:
Cara pertama dan yang paling tradisional adalah tentunya dengan membeli emas lantakan (gold bar). Secara fisik emas lantakan tersedia dalam satuan imperial: 1-oz (ounce = 31,1 gram) dan 10-oz, juga dalam satuan metrik: 100 gram dan 1 Kilogram. Umumnya, emas lantakan memiliki kadar kemurnian 99,99% (ditulis murni .9999) serta disertai sertifikat keaslian kadar serta bobot yang akan memudahkan verifikasi pada proses penjualan kembali.
Keunggulan pemilikan emas dalam bentuk lantakan adalah relatif rendahnya selisih harga permintaan dan penawaran (spread) dibandingkan dengan investasi instrumen berbasis emas lain seperti perhiasan. Pada perhiasan emas, terdapat selisih harga yang sangat besar, dan kerap melampaui peningkatan harga perhiasan emas itu sendiri – sehingga kurang bisa diandalkan sebagai sarana melindungi nilai portofolio investasi anda.
Namun ada masalah dengan emas lantakan. Yaitu kita harus menyediakan sarana penyimpanan, baik milik sendiri maupun sewa, serta tentu mengasuransikannya. Atas hal ini, maka diperlukan skala ekonomi tertentu agar penyimpanan dan perawatan investasi seperti ini dapat menjadi ekonomis.
Atas hal itu, muncul alternatif investasi emas melalui pemilikan instrumen Gold ETF (Exchange Traded Fund) atau surat berharga berbasis emas yang dapat diperdagangkan di bursa. Gold ETF pertama dengan kode “GOLD” telah diperdagangkan sejak tahun 2003 di Bursa Efek Australia dengan underlying emas seberat 1-oz untuk setiap unit ETF.
Melalui ETF anda dapat membeli surat klaim atas fisik emas, dan bila diperlukan dapat menjualnya kapan saja selama jam dan hari kerja bursa berlangsung. Dengan instrumen ETF ini, anda terbebas mahalnya biaya penyimpanan, dan dengan fraksi 1-oz menjadi ekonomis bagi mereka yang hanya ingin memiliki komponen emas dalam portofolio dalam jumlah terbatas.
Berbeda dengan ETF yang diperdagangkan di bursa, terdapat cara lain memiliki investasi emas melalui sistem perbankan, yaitu dengan membeli sertifikat emas ataupun membuka rekening emas. Sertifikat emas adalah klaim atas sejumlah emas yang sudah tersimpan dalam pool emas di beberapa bank terutama di Australia, Amerika, dan Swiss.
Manfaat dari sertifikat emas adalah: bila diperlukan dapat digadaikan untuk memperoleh dana segar. Faktor sangat penting dalam keadaan darurat. Fasilitas ini yang tidak tersedia dalam pemanfaatan instrumen emas lainnya, semisal ETF.
Bentuk lain yang hampir serupa dengan Sertifikat Emas adalah dengan membuka Rekening Emas. Beberapa bank di Swiss menyediakan fasilitas ini, dengan proses sama seperti kita membuka rekening tabungan dalam mata uang tertentu – kita pun dapat menabung dan mengambil tabungan kita dalam bentuk emas atau mengkonversikannya dari dan ke mata uang tertentu.
Beberapa perusahaan perdagangan forex di Internet semisal Oanda.com – telah menyediakan fasilitas ini secara online, sehingga diakses dari mana pun di muka bumi, sejauh tersambung Internet.
DIBACKING EMAS
Alternatif lain yang juga dapat dianggap setara berinvestasi dengan emas adalah: memiliki simpanan dalam mata uang Swiss Franc ataupun memiliki saham-saham perusahaan pertambangan emas. Kendati tidak langsung terekspos terhadap emas, namun kedua metode ini patut dipertimbangkan.
Mata uang Franc Swiss berdasarkan undang-undang di-backing oleh emas berbentuk fisik sebesar 20% oleh Bank Sentral Swiss, sehingga nilai tukar Franc Swiss berkorelasi cukup positif dengan harga emas. Tradisi korelasi positif ini berumur panjang terutama sebelum tahun 2000, saat backing emas fisik Franc Swiss mencapai 40%.
Alternatif terakhir yang dapat anda pertimbangkan tentunya adalah investasi pada saham-saham perusahaan pertambangan emas, baik di dalam maupun luar negeri. Disebut alternatif terakhir, mengingat volatilitas pergerakan harga saham bisa sangat besar dan umum dipengaruhi oleh dinamika pasar modal dunia, termasuk perubahan nilai tukar, dan suku bunga.
Lewat berbagai variasi investasi di atas, maka terdapat banyak pilihan bagi anda dalam melindungi portofolio investasi anda. Mengundang mata uang global dalam portofolio anda – mengapa tidak?
Poltak Hotradero
Pemerhati Sektor Keuangan dan Investasi
Tuesday, November 30, 2010
Serial Tweets Tentang HIV, AIDS, dan Hepatitis
Monday, August 9, 2010
Ekspansionisme Jepang
Tuesday, August 3, 2010
Serial Tweets tentang Dyslexia
Karena cacad kiri-kanan & lemah di geometri ini, maka saya bisa ngerti masalah org yg mengalami dyslexia. Pasti lebih menderita lagi.
Dan katanya terapi dyslexia jg dg menghubungkan huruf & gambar secara imajiner. Mungkin seperti cara saya mencoba nulis di udara.
Iya. kanan ke kiri @theawesomebany: Itu nulisnya gmn bang?kanan ke kiri?*nah lho* RT bacanya pake cermin http://tweetphoto.com/25658026
Dalam sejarah, org Yunani berkali-kali gonta-ganti arah tulisan. sebelum akhirnya kiri-kanan @DragonoHalim tulisan Arab ama Israel kan.. :P
Tom Cruise, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, & Anthony Hopkins jg dyslexia @nadiasekar: Kiera Knightley tp ttep bsa jd aktris hebat..
shadow writing. nganggap udara spt permukaan kertas. @heryazwan: Bang, dr td belum dijelaskan "Menulis di Udara". Apakah spt shadow boxing?
Betul, ada banyak tokoh terkenal yg dyslexia (termasuk pula Steve Jobs - Nggak heran kenapa org bisa pakai Mac tanpa perlu manual).
Mungkin juga ada banyak org Indonesia yg menderita dyslexia tp nggak ketahuan. Dan kita bisa jadi menanggap mereka bodoh padahal tidak.
Anak yg terlambat atau "malas" bicara semasa bawah tiga tahun, biasanya gejala awal keadaan #dyslexia. Perlu diketahui dari dini.
Dyslexia bukan gangguan kecerdasan, tetapi gangguan belajar. Jadi secara intelektual org yg #dyslexia kecerdasannya normal
Bisa jadi, coba diperiksa saja RT @adrianpirago: kalo seorang anak baru bisa membaca pada kls 1 sd akhir, apakan itu termasuk dyslexia?
Iya. Memang itu umum @tikagecin: @hotradero Jadi inget Theo Huxtable, The Cosby Show, yg mengalami kesulitan belajar juga. Re: dsylexia
Terima kasih kembali @annantah: Thanks infonya Bang..sy baru tau nama kemampuan alm kakak sy yg fasih tangan kanan kirinya re:ambidextrous
Tidak ada yg tahu mengapa org bisa menderita dyslexia, tapi dugaannya terkait dg perbedaan dalam struktur & kerja otak manusia
Otak manusia tdk bekerja secara linear ataupun lokal. Setiap kerja otak kita melibatkan banyak bagian yg aktif secara sekaligus
Walaupun ada regional tertentu yg cenderung aktif (pusat pendengaran, penglihatan, dll) tetapi hubungan antar bagian ini yg berbeda2
Nah diduga pd penderita dyslexia, bagian penglihatan & pendengaran memiliki perbedaan struktur & hubungan dibanding keadaan umum.
Mengapa begitu? Karena penderita dyslexia jauh lebih sedikit di negeri2 yg hubungan huruf & bunyi-nya langsung semisal China & Jepang.
Negeri pengguna huruf Latin dg bahasa yg beragam penyebutan utk huruf yg sama (semisal bahasa Inggris) - kasus dyslexia lbh tinggi
Org dyslexia tdk bingung dg makna kata. Mereka bingung mengapa makna itu bentuknya penulisannya berbeda2 / berubah2 dg huruf berbeda
Org yg non-dyslexia jd menganggap bahwa pengidap dyslexia tidak tahu menulis dg benar atau dianggap tdk tahu makna kata yg ditulis
Memang ada bagian kecil pengidap dyslexia yg suka terbalik2 kalau menulis huruf, tetapi bukan itu masalah umum pengidap dyslexia
Kebanyakan mampu menulis huruf dg baik, tetapi bagian dari kata yg ditulis cacat di tingkat huruf: semisal domba/lomba kuda/kura besi/dasi
Padahal yg menulis itu tahu persis obyek yg harusnya ditulis adlah"domba" tetapi dia heran mengapa "lomba" dibilang salah.
Kalau anak dg gangguan demikian ketemu guru yg intoleran - akibatnya kacau, karena murid jd stress & membenci pelajaran baca-tulis.
Kalau ujian/ulangannya lisan: murid dyslexia tdk ada masalah. Tapi kalau ujian tertulis & guru tdk tahu - maka jd masalah besar.
Pengidap dyslexia jg cenderung sulit beradaptasi dg urutan linear semisal nama bulan atau planet. Walaupun mereka kenal masing2 obyek
Utk pelajaran dg operasional simbol terbatas spt matematika - pengidap dyslexia tdk bermasalah, ataupun pelajaran abstrak spt seni
Pd pelajaran umum pun bisa tdk terlalu bermasalah - hanya saat ujian tertulis masalah serius bisa timbul krn jawaban bisa dikira salah
Jd masalah lebih serius bila org tsb juga menderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) krn terapi normal jd tdk berlaku
Atau lihat http://yayasanpantara.org/ RT @pandji: Kalau mau membantu kaum disleksia/dyslexia, follow @yayasanpantara
RT @prodjokusumo: dyslexia suka terbalik dlm artikan makna, spt, keluar-masuk, baru-bekas. Tidak disemua kata, hanya beberapa. Dyspraxia benar2 tidak mampu menggabungkan kata.
RT @RP2504: Untuk meningkatkan kemampuan berhitung, pengidap disleksia bisa dibantu dengan pembelajaran bahasa verbal (fonologis).
Diperkirakan ada 3-4 juta anak Indonesia pengidap dyslexia. Bisa coba dikonsultasikan ke http://yayasanpantara.org/ @ZulkaMelati